Update Apa Itu Graft Rejection

Graft rejection adalah suatu kondisi di mana sistem imun tubuh penerima menolak jaringan atau organ yang ditransplantasikan dari donor. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan atau bahkan kematian jaringan atau organ yang ditransplantasikan.

Graft rejection adalah respons imun tubuh penerima terhadap jaringan atau organ yang ditransplantasikan dari donor. Respons imun ini disebabkan oleh perbedaan antigen antara jaringan atau organ donor dengan jaringan atau organ penerima.

Antigen adalah zat yang dapat memicu respons imun. Setiap orang memiliki antigen yang unik, yang disebut dengan HLA (human leukocyte antigen). HLA terdapat pada permukaan sel darah putih, yang berperan dalam sistem imun.

Penyebab utama graft rejection adalah ketidakcocokan HLA antara donor dan penerima. Semakin besar ketidakcocokan HLA, semakin tinggi risiko terjadinya graft rejection.

Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko graft rejection adalah:

• Riwayat transplantasi sebelumnya
• Infeksi
• Penyakit autoimun
• Penggunaan obat-obatan tertentu
• Usia

Graft rejection dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu terjadinya, yaitu:

Hyperacute rejection adalah jenis graft rejection yang paling cepat terjadi. Kondisi ini dapat terjadi dalam beberapa menit hingga jam setelah transplantasi. Hyperacute rejection disebabkan oleh adanya antibodi preformed di dalam darah penerima yang langsung menyerang jaringan atau organ donor.

Acute rejection adalah jenis graft rejection yang terjadi dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah transplantasi. Acute rejection disebabkan oleh aktivasi sel T dan sel B di dalam sistem imun penerima.

Chronic rejection adalah jenis graft rejection yang terjadi dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah transplantasi. Chronic rejection disebabkan oleh kerusakan jaringan atau organ yang ditransplantasikan secara bertahap.

Gejala graft rejection dapat bervariasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan graft rejection. Gejala umum graft rejection meliputi:

• Demam
• Nyeri di area transplantasi
• Pembengkakan di area transplantasi
• Kelelahan
• Mual dan muntah
• Diare
• Perubahan fungsi organ yang ditransplantasikan

Diagnosis graft rejection dapat dilakukan dengan berbagai pemeriksaan, antara lain:

• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium, seperti tes darah, tes urine, dan tes biopsi
• Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan, MRI, dan USG

Pencegahan graft rejection dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

• Melakukan pemeriksaan HLA untuk mencocokkan donor dan penerima
• Menggunakan obat-obatan imunosupresif untuk menekan respons imun penerima

Pengobatan graft rejection tergantung pada jenis dan tingkat keparahan graft rejection. Pengobatan graft rejection dapat berupa:

• Peningkatan dosis obat-obatan imunosupresif
• Terapi plasmaferesis, yaitu proses penyaringan plasma darah untuk menghilangkan antibodi yang menyerang jaringan atau organ donor
• Terapi kortikosteroid
• Terapi imunoglobulin
• Transplantasi ulang

Graft rejection adalah suatu kondisi yang dapat mengancam nyawa pasien transplantasi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa itu graft rejection, penyebab, jenis, gejala, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan graft rejection.

WebDefinition. Graft rejection is the result of the recipient's immunologic response to an implanted organ resulting in loss of function and death of that organ. There are four types. Webgraft rejection. penolakan pengentenan; sebagian atau seluruh definisi yang termuat pada halaman ini diambil dari Glosarium Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. WebGraft rejection. Graft rejection reflects the presence of immunocompetent cells in the host that specifically recognize and react to donor-derived stem cells. Several factors. WebGraft rejection occurs in 33% of cases, according to the Australian Corneal Graft Registry . In the presence of stromal neovascularisation, higher rejection rates up. WebAbstract. The presence and persistence of alloantigen is necessary for graft-specific T-cell-mediated immunity. However, specificity comprises only a single facet of an extremely.

Apa Itu Graft Rejection, ACL Reconstruction (Patellar Graft), 1.3 MB, 00:57, 2,499,347, 3D4Medical From Elsevier, 2020-05-29T10:40:54.000000Z, 2, Clinical Stages of Graft Rejection. Notes: APC=Antigen Presenting Cell,… | Download Scientific Diagram, ResearchGate, 611 x 850, jpg, , 3, apa-itu-graft-rejection

Apa Itu Graft Rejection. WebGraft acceptance and rejection depends on two factors. One factor reflects the extent to which the source of the graft and the recipient differ genetically. The second. WebAntibodies that form after transplantation of organ grafts may cause acute vascular rejection or chronic rejection. Organ grafts between different individuals are, like cell and tissue.

Tears of the anterior cruciate ligament (ACL) are most commonly caused by having the upper-leg displaced backwards or sideways by impact, while the lower leg is in a stable position.

Reconstruction of the anterior cruciate ligament is required to restore its function following damage to it. The ligament itself cannot be repaired, and so a replacement is typically grafted. A patellar tendon graft involves the removal of the middle section of the patellar tendon, along with attached plugs of bone on each end. A single tunnel into the tibia and fibula bones is made. The damaged ligament is extracted, and the replacement ligament is brought through the bones, sometimes being replaced by screws.

Explore over 1,500 other patient education videos with Complete Anatomy. Try it for FREE today: 3d4med.com/3uN7iJK

#shorts #completeanatomy #3d4medical #anatomysnippets #students #medicalstudents #medschool #medstudent #medicaleducation #physio #education #anatomy #physiology #orthopedics #orthopedic #ACL

Clinical Stages of Graft Rejection. Notes: APC=Antigen Presenting Cell,… | Download Scientific Diagram

Apa Itu Graft Rejection, WebGraft rejection occurs in 33% of cases, according to the Australian Corneal Graft Registry . In the presence of stromal neovascularisation, higher rejection rates up. WebAbstract. The presence and persistence of alloantigen is necessary for graft-specific T-cell-mediated immunity. However, specificity comprises only a single facet of an extremely.