Bank emok umumnya tersebar di daerah pedesaan, terutama di Jawa Barat. Hal ini karena masyarakat pedesaan seringkali kesulitan mengakses layanan keuangan formal, seperti perbankan. Akibatnya, mereka sering kali menjadi sasaran praktik bank emok.
Bank emok biasanya menawarkan pinjaman dalam jumlah kecil, mulai dari Rp500.000 hingga Rp10 juta. Pinjaman ini biasanya digunakan untuk kebutuhan konsumtif, seperti biaya pendidikan, pengobatan, atau keperluan sehari-hari.
Bunga yang dikenakan oleh bank emok sangat tinggi, bisa mencapai 100% per tahun. Hal ini membuat nasabah bank emok seringkali kesulitan untuk melunasi pinjamannya.
Bank emok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat, antara lain:
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menanggulangi praktik bank emok. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
Semoga pembahasan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi Anda.
